.

Isnin, 26 November 2012

~Tolong Peliharakan Daerah Sepi Itu Buatku~


‘Daerah’ 
itu daerah tenang 
sekalipun ada yang kata usang.

Daerah 
itu daerah damai
sekalipun sukar untuk kusampai .

Daerah 
itu daerah terlarang 
sekalipun aku mahu ke situ .

Biarkan saja aku impikan daerah itu….

Kata mereka daerah mu itu jauh .
Jawab ku pada Tuhan aku bersauh kukuh .
Yang jauh itu jiwa yang mungkir.
Padaku daerah ini amat hampir .

Kata mereka daerah kau itu sepi.
Jawabku aku tak pernah sunyi dengan alunan murni .
Yang sepi itu jiwa yang inginkan pujian.
Padaku cukuplah dengan irama keredhaan Tuhan .


Daerahku ini
daerah berpendirian .
Berpaksikan firman Tuhan .
Bukan hukum insan bukan gema sorakan bukan riuh tepukan .
Daerah ini tak pernah peduli .
Apa kata abdi atau pembesar negeri.

Daerah ini berpasakkan Nabi .
Bagindalah mimpi .
Bagindalah realiti.. 

Biarkan saja aku di daerah ini .
Sekalipun ada yang tak gemari.
Biarkan saja aku di daerah ini .
Sendiri membawa diri dan sanubari .

Biarkan saja aku di daerah ini .
Sekalipun ada yang tak gemari .
Biarkan saja aku di daerah ini.
Kerna aku mengerti ia amat suci dan abadi .

Di daerah ini, biarlah aku……..
Simpankan ‘daerah’ itu untuk aku kerana daerah itu ada di dada kamu…….

Ya!!!
Akan aku pastikan .Daerah itu milik aku.......


Daerah Itu Aku Impikan!!!

2215 

Street University, Irbid, Jordan.

Ahad, 25 November 2012

~Apa Yang Anda Tahu Mengenai Bayi?~


1. Sekitar usia 3 bulan, bayi mula menelan air ketuban dan mengeluarkannya kembali sebagai air kencing. Ini untuk melatih sistem pencernaan dan perkumuhannya.
2. Bayi boleh menangis sejak di dalam perut lagi. Sekitar usianya 3 bulan, peti suara sudah mula terbentuk dan bayi sudah mula menangis tetapi dalam diam.

3. Seawal usia 4 bulan, bayi mula meneroka ruang di sekelilingnya. Dia mula bermain dgn tali pusatnya, menghisap ibu jarinya sendiri, berenang-renang, menendang sekelilingnya dan berpusing-pusing di dalam kantungnya. Tetapi lazimnya ibu yang baru pertama kali hamil tidak akan menyedari pergerakan bayi sehigga usianya 5 bulan.

4. Ketika usianya memasuki 4 bulan, bayi akan mula tersedu untuk melatih sistem pernafasan. Bila bayi tersedu, ibu dapat merasakan getaran halus atau denyut halus di perut.

5. Pada usia 5 bulan, bayi mula memberi reaksi kepada bunyi di luar perut ibunya dan akan menutup telinga dengan tangannya sendiri apabila mendengar bunyi kuat.

6. Sekitar usia 6 bulan, memori bayi mula terbentuk dan bayi dapat mengingati dan mengenali suara ibu bapanya dan mula meneroka anggota tubuh badannya.

7. Seperti kita, bayi di dalam perut juga bermimpi seawal usianya 7 bulan. Aktiviti bermimpi ini akan melatih perkembangan otak bayi.

8. Apabila otaknya sudah terbentuk, bayi akan dapat merasai kesakitan sejak di dalam rahim lagi. Apabila ibu tertekan atau stress, emosinya juga terganggu dan menyekat perkembangan mentalnya.

9. Sebaik sahaja deria rasanya terbentuk, bayi juga dapat merasa makanan yang dimakan oleh ibunya dan boleh mengerutkan dahinya dan memuncungkan mulutnya sebagi reaksi kepada rasa pelik makanan yang dimakan oleh ibu.

10. Sebaik sahaja lahir, pertama kali bayi membuka mata, anak matanya akan membesar untuk menampakkan kecomelannya untuk memikat hati orang di sekeliling terutama ibu bapanya. Sebab itulah bayi nampak comel. 

Ahad, 18 November 2012

~Aku Dan Sebiji Epal Muda~



Epal muda itu , 
hijau muda warnanya,
kusangkakan ia manis,
ya! aku sangkakan manis, semanis tebu...

Namun, 
Apabila dijamahnya aku, terasa kemasamannya itu...
huh? apakah ini? 
aku mengeluh sejenak dalam hatiku.

Apakah benar yang aku rasakan ini?
atau ia hanya sekadar khayalanku?

Epal muda itu,
aku lihat indah berserinya ia,
warna hijaunya melambangkan keceriaan,
kilat kulitnya melambangkan kemanisan.

Namun, 
Apabila dihirisnya aku untuk aku hidangkan buat tamu yang bertandang,
kulihat, suatu makhluk bergerak-gerak di atas epalku,
huh! apakah benar yang aku saksikan ini?
atau ia hanyalah mimpi ngeri bagiku?

Oh!!! tidak...
Aku tertipu lagi,
tertipunya aku kali pertama itu,
kerana warnanya,
kemudian,
aku tertipu lagi buat kedua kalinya,
tapi, kali ini aku tertipu kerana kilat kulitnya.

Aduh... 
Apakah ini dinamakan "Sudah Terhantuk, Ditimpa Tangga Pula?",
Ya. mungkin benar dan mungkin tidak...

Lantas satu suara berbisik di telingaku,
yang hadirnya tanpa aku hamparkan karpet merah,
tanpa aku dahulukan Kad Istimewa seperti Raja Sehari itu,
tanpa aku izinkan dengan 1001 kalam.

YA!!!
suara itu...
suara itu mengenangkan aku suatu ketika dahulu, 
pesanan orang tua aku supaya aku berhati-hati,
ketika aku ingin membuat keputusan atau memilih suatu jalan.

Hari ini, 
aku sudah tertipu,
bukan dengan MANUSIA,
tetapi dengan sebiji Epal Muda,
Yang Warnanya Ceria, Kulitnya Berkilat Memantulkan Cahaya,
Yang pasti memikat hati siapa yang melihatnya.

Siapakah yang aku harus salahkan?
Mungkinkah Penjual Buah Itu?
Tidak!!! Dia tidak bersalah...
Barangkali , dia pun seperti aku,
Tertipu melalui kulit dan warnanya.

Maka, 
Benarlah, puncanya dari aku...
yang hanya menilai dari segi luaran,
tanpa aku melihat apa yang ada di dalamnya,
tanpa aku siasat bagaimana rasanya,
Itulah manusia zaman sekarang,
yang hanya pandai menilai dari segi luaran,
tanpa ada satu pun soal siasat.

Epal Itu Tidak Semesti Manis Rasanya.

Ahad, 11 November 2012

~Imam Ilmu Nahu : SIBAWAIH ~


Ilmu Nahwu adalah ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan akhir kata bahasa arab yang berhubungan denganya. Adapun faktor yang mendorong di rumuskanya ilmu Nahwu adalah keinginan adanya fasilitas ilmu yang memadai untuk memahami pesan-pesan agama dalam al-Qur’an dan al Hadits yang berbahasa Arab, Implikasi dari bahasa al Qur’an dan al-Hadits dalam melakukan amal sehari-hari khususnya yang berkaitan dengan praktek kegamaan harus menggunakan bahasa Arab. Di samping itu dalam sejarah hidup para ulama Nahwu kebanyakan dari mereka adalah para ahli Qira’ah, ahli bacaan al Qur’an, yang berkepentingan untuk menjaga otentitas bacaan al Qur’an.


Imam Sibawaih terkenal dengan julukan ‘ajam yang menunjukan bahwa beliau berasal dari Persia. Nama lengkapnya ‘Amr bin ‘Usman Qunbar, lahir di daerah Baidha sebuah desa di negeri persia berdekatan dengan Syiraz pada tahun 148 H bertepatan dengan tahun 765 M. Beliau adalah salah satu murid dari Al-khalil bin Ahmad al Farahidi yang diakui kecerdasan dan kepandaianya dalam masalah Nahwu tentang ‘amil dan ‘awamil yang kemudian oleh beliau di kumpulkan ilmu-ilmu tersebut menjadi Al Kitab. Beliau termasuk ulama yang paling berjasa dalam pengembangan dan penyempurnaan ilmu Nahwu Bashrah.

Di antara para linguis yang turut serta mengembangkan ilmu Nahwu adalah Imam Sibawaih karena di tangan Beliaulah bermacam-macam istilah Nahwu lahir. Kota Bashrah merupakan kota pusat ilmu pengetahuan. Dalam skripsi ini bermaksud untuk meneliti lebih lanjut tentang peran serta karya Imam Sibawaih dan kontribusinya terhadap perkembangan ilmu Nahwu khususnya di Bashrah.

KISAH PERJALANAN HIDUP SIBAWAEHI

Adalah Sibawaehi (Nama lengkapnya: ‘Amr ibn Utsman Ibn Qunbar [148-180 H./765-795 M.]) pengarang al-Kitâb yang terkenal itu. Julukannya adalah: “Abu Bisyr” tapi orang banyak mengenalnya: “Sibawaehi”. Dalam bahasa Persia, kata Sibawaehi artinya: harum buah apel.Imam pakar Ilmu Nahwu ini dilahirkan di suatu komunitas besar di kota Baidha’, salah satu kota di propinsi Istikhar, Persia (Iran sekarang).

Dalam umur yang relatif ini, Sibawaehi kecil bersama keluarganya hijrah ke kota Bashrah meninggalkan tanah kelahirannya, Baidha’. Dunia metropolitan Bashrah yang menjadi basis keilmuan Islam saat itu merupakan saksi awal keilmuan Sibawaehi dibangun dan ditata. Di situlah tempat ia menuntut ilmu bersama para ulama-ulama terkemuka di zamanya hingga ajal menjemput di usia yang belum terlalu tua, tahun 180 H. Ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang di kota Ahwaz, Iran.

Hingar-bingar keilmuan Bashrah membuat Sibawaehi kecil kerasan alias beta, dengan tekun ia belajar Hadits dalam halaqah Syeikh Himad ibn Salamah ibn Dinar, salah seorang Muhadist termashur saat itu. Dalam kegigihan itu, Sibawaehi mendapati lahn (kesalahan-ungkap) pada pembelajaran Syeikh ketika membacakan beberapa hadist Nabi. Ia kecewa dengan sang guru. Dirinya bertekat tidak mengulangi kesalahan tersebut (lahn) sebagaimana telah dialami Syeikh Himad. Di sinilah awal Sibawaehi tergiur belajar bahasa Arab agar terhindar dari lahn yang mengjengkelkan itu.

Karya Monumental Sibawaehi: “al- Kitâb”

Hampir disetiap diktat Ilmu Nahwu yang kita pelajari tak pernah lepas dari rujukan yang bersumber dari al-Kitâb Sibawaehi. Benar juga kesaksian yang mengatakan kitab-kitab Nahwu selepas Sibawaehi tidak lebih dari sekedar pengulangan-pengulangan al-Kitâb, serasa tidak ada referensi lain selain karya dari aliran Bashrah itu. Hal ini bukti ketajaman dan ketelitian pengarang dalam mempelajari gramatika bahasa Arab.

Al-Kitâb Sibawaehi terdiri tiga juz dan terdapat 1500 bait syi’ir yang dimulai dari bab kalam dan diakhiri dengan bab jer. Konon, sejarah dinamakan al-kitab ini merupakan kumpulan tulisan Sibawaehi tentang kaidah Bahasa Arab yang lebih dominan membahasa tentang Ilmu Nahwu. Tanpa menafikan ilmu Balaghah di dalamnya. Kemudian setelah beliau wafat, maka para ulama bahasa membukukan tulisan-tulisannya dengan nama yang megah: “al-Kitâb”.

Abu Ja’far berkata, Muhammad ibn Zaid bercerita bahwasanya para pengoreksi tulisan-tulisan Arab dan orang-orang yang ahli bahasa di negara Arab banyak yang merujuk pada al-Kitâb Sibawaehi dan mereka berkesimpulan bahwasanya kitab Sibawaehi tidak pernah meninggalkan kosa kata yang berpatokan pada lisan orang arab kecuali pada tiga kata.

Adapun salah satu kaidah yang beliau tetapkan adalah “bahwasanya fi’il harus senantiasa dibarengi oleh isim sehingga akan membentuk suatu kalam. Dan sebaliknya, isim tidak membutuhkan fiil seperti contoh الله إلهنا و عبد الله أخونا ” ”.

Sibawaehi adalah seorang ulama bahasa populer yang mampu mengalahkan para ahli bahasa sebelum dan sesudahnya. Konon, al-Kitâb ini merupakan suatu kitab langka sampai di era modern. Isinya bukan hanya mencakup pembahasan Nahwu, melainkan boleh disebut sebagai buku “ensiklopedia” ilmu-ilmu kaidah bahasa yang konkrit.

Terlepas dari pemaparan di atas, perlu kiranya kita menyadari bahwa ilmu bahasa harus dikembangkan seiring kemajuan zaman. Usaha mengembangkan bahasa Arab di era kontemporer sekarang sudah dipelopori oleh, di antaranya: Abbas Aqqad, Syauqi Dhayf. Tidak dipungkiri lagi, bahasa Arab memang merupakan satu-satunya bahasa terkaya sedunia. Kesaksian ini terekam dalam Mu’jam karya Ibn Faris, yang menyebutkan bahwa setiap satu huruf hijaiyah memiliki arti yang bervariasi. Bahkan, misalnya, tercatat lafadz bahasa Arab yang mempunyai arti onta terdapat lebih dari 82 kata.

Menuntut Ilmu Itu Tidak Pernah Mengenal Erti Penat Dan Cukup.
Cintakan Ilmu Semoga Hati Sentiasa Terikat Dengan Ilahi. 


Sekilas Ilmu Nahwu

Ilmu Nahwu (gramatika bahasa Arab) sejak awal perkembangannya sampai sekarang senantiasa menjadi bahan kajian yang dinamis di kalangan para pakar linguistik bahasa Arab. Sebagai salah satu cabang linguistik (ilmu lughah), Ilmu Nahwu dapat dipelajari untuk dua keperluan. Pertama,Ilmu Nahwu dipelajari sebagai prasyarat atau sarana untuk mendalami bidang ilmu lain yang referensi utamanya ditulis dengan bahasa Arab, misalnya Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, dan Ilmu Fiqih. Kedua, Ilmu Nahwu dipelajari sebagai tujuan utama (sebagai spesialisasi Linguistik bahasa Arab).

Dua bentuk pembelajaran (learning) Ilmu Nahwu itu telah menjadi tradisi yang berkembang secara berkesinambungan di kalangan masyarakat Arab (Islam) dahulu sampai sekarang. Hampir semua pakar agama Islam sejak akhir abad kesatu Hijriah sampai sekarang mempunyai penguasaan yang baik terhadap Ilmu Nahwu. Bahkan tidak jarang dari mereka yang menjadi pakar dalam bidang nahwu di samping kepakaran mereka dalam bidang agama. Sebagai contoh, Imam Ibnu Katsir, An-Nawawi, Jalaluddin As-Suyuthi, Ibnu Hisyam, dan Az- Zamakhsyari adalah tokoh-tokoh handal dalam bidang ilmu agama, dan pada saat yang sama kepakaran mereka dalam bidang Ilmu Nahwu juga diakui di kalangan ulama.

Di Indonesia, tokoh-tokoh agama semisal Syekh Nawawi Banten, Buya Hamka, Prof. Mahmud Yunus, dan K.H. Bisri Musthafa juga mempunyai penguasaan nahwu yang mendalam,bahkan rata-rata mereka telah menulis atau menerjemahkan lebih dari satu judul buku tentang nahwu. Sementara itu, tokoh-tokoh nahwu seperti Imam Sibawaih, Al-Farra', Ibnu Jinny, dan Ibnu Yaisy, lebih dikenal sebagai pakar dalam bidang Ilmu Nahwu. Al-Fadlali (1986) dalam bukunya Mara:kizud-Dira:sat an- Nahwiyyah membagi perkembangan Ilmu Nahwu secara kronologis berdasarkan kurun waktu dan peta penyebarannya. Di bagian akhir bukunya dia membuat skema perkembangan Ilmu Nahwu sebagai berikut

Tabel 1. Peta Perkembangan Ilmu Nahwu
Pusat Perkembangan Abad Hijriah ke
Bashrah, Mekah, Medinah
Kufah, Baghdad, Mushal, Irbal, Andalus 1
Marocco, Persi 2
Mesir 3
Damaskus, Haleb 4
Nejed, Yaman 5
Hulah, Eropa 6
India 7
Romawi 8
Rusia, Amerika, Afrika non-Arab 14

Dari peta di atas tampak bahwa Al-Fadlali tidak memasukkan negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia dalam peta perkembangan nahwu. Padahal bagaimanapun juga di negara-negara itu perkembangan nahwu cukup pesat. Di samping itu, ia juga tidak mengemukakan alasan mengapa ia langsung melompat dari abad ke 8 menuju abad ke14 dengan mengabaikan lima abad yang ada di antaranya. Namun, terlepas dari kekurangannya, bagan tersebut cukup berarti dalam memberikan gambaran secara global tentang peta perkembangan Ilmu Nahwu. Sementara itu, Dlaif (1968) membagi perkembangan Ilmu Nahwu berdasarkan aliran-aliran (madzhab) dengan menyebutkan sejumlah tokoh yang dominan pada setiap aliran. Ia menyebutkan secara kronologis lima aliran nahwu sebagai berikut.

(1) aliran Bashrah,
(2) aliran Kufah,
(3)aliran Baghdad
(4) aliran Andalusia, dan
(5) aliran Mesir.

Dua aliran pertama, Bashrah dan Kufah, disebutnya sebagai aliran utama, karena keduanya mempunyai otoritas dan independensi yang tinggi, kedua aliran tersebut juga mempunyai pendukung yang banyak dan fanatik, sehingga mampu mewarnai aliran-aliran berikutnya. Adapun tiga aliran yang lain disebutnya sebagai aliran turunan yang berinduk pada salah satu aliran utama atau merupakan hasil paduan antara keduanya.

Di Indonesia, sejalan dengan perkembangan agama Islam, Ilmu Nahwu juga banyak dipelajari. Akan tetapi, pembelajaran nahwu di Indonesia lebih banyak sebagai alat (untuk mempelajari bahasa Arab) dan bukan sebagai tujuan. Karena itu, referensi yang banyak dipelajari adalah buku-buku yang bersifat praktis dan textbook oriented yang substansinya mengacu pada peran nahwu sebagai alat bantu pembelajaran agama (Islam), sementara buku-buku yang bersifat historis teoretis cenderung kurang mendapat perhatian.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika referensi nahwu yang banyak ditemukan di pesantren-pesantren maupun di kalangan perguruan tinggi Islam adalah buku-buku semacam Al- Ajrumiyyah dengan berbagai syarah1-nya, Alfiyah Ibnu Malik dengan berbagai syarahnya, dan Al-'Umrithiy. Sementara, buku-buku yang banyak menyinggung aspek historis seperti Sirru Shina'atil I'rab karya Ibnu Jinny, Al-Mazhar karya Jalaluddin Assuyuthi, dan Mizanudz Dzahab karya Ibnu Hisyam kurang populer.

Bagi para linguis bahasa arab, atau pemerhati Ilmu Nahwu pada khususnya, pembelajaran nahwu dari perspektif sejarah merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan, karena dengan itu cakrawala mereka tentang dinamika Ilmu Nahwu menjadi lebih luas dan pada akhirnya dalam diri mereka akan tumbuh toleransi yang tinggi terhadap perbedaanperbedaan yang ada. Selain itu, karya-karya monumental para pakar Ilmu Nahwu sejak abad permulaan sampai pertengahan abad 20 M itu ada khazanah yang terlalu mahal untuk disia-siakan.

~ Wanita Perancis ~


Diceritakan seorang wanita muslimah berpurdah sedang membeli-belah di salah satu pasaraya di Perancis.

Setelah selesai mendapatkan barang-barang yg dicarinya, dia segera pergi ke kaunter utk membayar. 
Kebetulan cashier yg ditujunya adalah seorang wanita keturunan Arab yg berpakaian tdk menutup auratnya.

Cashier tersebut memandang wanita berpurdah itu dgn pandangan mengejek, kemudian dia mulai mengira nilai barang belanjaan wanita tersebut sambil melemparkannya dgn kasar ke atas meja. 

Namun wanita berpurdah itu tdk terpengaruh dgn provokasi wanita cashier itu, dia tetap tenang, bahkan sangat tenang, hingga membuat wanita cashier semakin geram dan tdk dpt lagi menguasai diri, lalu berkata dengan nada memperlekehkan, 
"Kita mempunyai berbagai masalah dan permasalahan di sini, Purdah kamu ini adalah salah satu masalah. Kita datang ke sini untuk mencari duit, bukan untuk pamer agama maupun sejarah. Kalau kamu mau menjalani agama atau mengenakan purdah, pergilah sana ke negerimu dan jalani agamamu sesukamu."

Wanita berpurdah itu berhenti memasukkan barang belanjaannya ke dalam troli, lalu memandang wanita cashier tersebut... Dia membuka purdahnya dan ternyata dia adalah wanita kulit putih, dgn sepasang mata biru, lalu dia berkata, 
"Aku adalah wanita Perancis asli, begitu pula ayah dan nenekku. Ini adalah Islam-ku dan ini adalah negeriku. Kamu telah menjual agama kamu, sementara kami membelinya.

Subhanallah,

Allah Ta'ala berfirman, ertinya, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Rabb kami adalah Allah', kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada keraguan terhadap mereka dan tidak pula mereka berduka cita." (QS. Al-Ahqaaf: 13)

Semoga cerita sederhana ini dapat memberikan pengajaran yang berharga kepada kita agar tetap memperjuangkan dan mempertahankan agama kita..

ALLAH,tersentap hatiku dgn cerita ni..
Pertahanan kain kecil ajaib oleh si pemakainya berbeza bila ALLAH sendiri menyentuh hatinya..
Sejauh mana pertahanan niqabis2 sekalian dgn kain kecil itu?
jangan kerana kita kain itu dipersalahkan… 
kerana nila setitik rosak susu sebelanga…
ingatlah kamu sedang pegang amanah dan tanggungjawab…

Sama2 merenung sambil termenung ya…



Bepurdah Itu Indah.


TAMPAR PIPI,TANYA IMAN

Share dari sahabat...

Sabtu, 10 November 2012

~ Kisah Zinnirah ~ Sabar Itu Indah


Zinnirah adalah seorang gadis yang berasal dari Rome. Kehidupan keluarganya sangat miskin dan dalam keadaan serba kekurangan. Ketika berlaku satu peperangan besar di Rome, Zinnirah terpisah daripada keluarganya lalu menjadi tawanan perang. Sejak itu dia dijual sebagai hamba dan sering bertukar tangan. Sepanjang menjadi hamba abdi, Zinnirah dilayan dengan kasar dan adakalanya diperlakukan seperti binatang oleh tuannya.

Suatu hari Zinnirah berkenalan dengan seorang hamba yang senasib dengannya. Perkenalan itu akhirnya membawa Nur Islam dalam diri Zinnirah kerana hamba itu menerangkan ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah. Penerangan yang tulus itu membuka hati Zinnirah untuk memeluk Islam. Namun, dia terpaksa melakukan ibadat secara rahsia kerana tuannya memusuhi Islam.

Nasibnya lebih malang apabila dia bertukar tangan kepada bangsawan Quraisy yang sangat berpengaruh masa itu, Umar Al-Khattab. Ketika itu, Umar belum memeluk Islam dan juga tidak mengetahui keIslaman Zinnirah. Umar yang sangat memusuhi Rasulullah terkenal dengan bengis dan kasarnya sehingga digeruni, baik lawan maupun kawan. Akhirnya, Umar mengetahui mengenai keIslaman Zinnirah apabila suatu hari dia mendengar gadis itu membaca al-Quran. Ini menimbulkan kemarahan Umar yang mahu menghukumnya dengan siksaan berat.

"Tahukah kamu apa hukuman yang layak untukmu?" Tanya Umar keras dengan wajah bak singa sambil mengheret Zinnirah ke tengah padang pasir. Di situ, Umar mengikat khaki dan tangan Zinnirah dan menjemurnya di tengah panas terik. "Inilah caranya supaya kamu insaf," katanya lalu meninggalkan Zinnirah di situ. Walaupun mukanya perit dipanah matahari dan kehausan, Zinnirah tabah menghadapi penderitaan itu sambil mulutnya tidak berhenti membisikkan Allah.. Allah...

Apabila melihat hamba abdinya belum insaf, Umar menyeretnya ke pinggir kota dan mengikatnya di tiang. Dia menyuruh orang mengorek mata Zinnirah sehingga buta. Walaupun darah bercucuran daripada matanya dan dia diejek oleh orang kafir Quraisy yang percaya dia dilaknat tuhan Latta dan Uzza, iman Zinnirah tidak luntur malah mampu berkata, "Sekalipun aku dibunuh, kepercayaanku masih tetap pada Allah yang Esa."

Penderitaannya itu akhirnya sampai ke pengetahuan Abu Bakar as-Siddiq yang membeli Zinnirah dengan harga tinggi. Sejak itu, dia tekun beribadat dan dengan kurnia Allah, kedua-dua matanya yang buta itu bercahaya semula. Peristiwa yang mengagumkan ini menyebabkan ramai orang Quraisy memeluk Islam.

 Sabar Itu Indah <3

Khamis, 1 November 2012

~Satu Rintihan Pengembaraan Sebagai Musafir Ilmu~


Di sini Bermulanya kisah suatu permusafiranku,
sebuah Pengembaraan Demi menuntut ilmu.

Bagiku, ini bukanlah langkah permulaanku,
kerana langkahku telah lama bermula tanpa disedari walaupun seorang insan.

Bagiku, ia tidak mungkin dan semestinya tidak ada,
penghujung dan akhirnya langkahku ini.

Biarpun hari ini aku merangkak,
esok aku mula berdiri,
setapak demi setapak aku gagahkan kaki ini untuk berjalan,
kemanakah arah tuju aku pun aku tidak tahu.

Hari ini,
aku telah berjalan,
tidak perlu terkedek-kedek seperti dulu lagi,
masa yang berlalu aku rasakan begitu singkat,
bagaikan aku tidak pernah merasai nikmat merangkak,
dan hari ini, 
aku mula berjalan laju,
tanpa menoleh apa yang di belakangku.

Hari ini,
sedar atau tidak,
aku bukan hanya sekadar berjalan laju,
ya... hari ini aku telah berlari,
namun, kemanakah arah tuju ku?
dimanakah penghujungnya jalan ini?

Arghhh...
Hari ini baru aku sedar,
rupa-rupanya tiada istilah "JALAN MATI" dalam perjuanganku ini.

Hari ini baru aku sedar,
rupa-rupanya tiada istilah "JALAN PINTAS" dalam perjuanganku ini.

Hari ini baru aku sedar,
rupa-rupanya bahawa hari tidak selalu cerah.
hujan dan ribut yang menyapa diri ini tanpa mengenal waktu dan tika.

Hari ini baru aku sedar,
rupa-rupanya setiap langkahku ini penuh dengan 1001 erti pengorbanan.

Apabila berbicara mengenai tentang aku Dengan Tuhan,
Al-Quran Dan Sunnah sebagai Pegangan Abadi aku.
Risalah Dakwah buat Umat Islam di tanah airku,
Itulah Kehidupan Yang Sering Aku Dambakan Buat Diri Ini.

Ya Allah, Kau Berkatilah Musafirnya Aku DI Sini...

~Dari Insan Yang Sering KeAlpaan~


Apabila Daun disangkakan BUnga,
Apabila Bunga disangkakan Buah,
Apabila Pohon disangkakan Taman,
Terbuktilah Keindahan Ciptaan Ilahi.

Apabila hadirnya hati di dalam perbicaraan itu,
sungguh terasa keindahan kata-kata itu,
kerana kalam itu juga di sambut dengan hati ini,
Betapa Indahnya Ciptaan Ilahi Itu Sebenarnya.

Madah demi madah terbit dari mulutnya,
Kata demi kata kudengari,
Sungguh terasa kehangatannya,
biarpun dipagari Syariat Ilahi,

Benar... 
Inilah Janji Ilahi buat mereka yang Sabar...

Duhai Hati... 
Sabarlah... 
Sebenarnya... 
Sabar Itu Indah...

Duhai Hati...
Gembira dan Kebahagiaan itu,
sebenarnya tidak mengenal erti waktu...
Apatahlagi Kesedihan dan Kegusaran,
yang sering kali tidak pernah leka mencari peluang untuk menakluk hati...

Wahai Diri Yang Sering Kealpaan...
Dengar sini, Aku berbicara...
Bukan Sekadar Berbicara Kosong...
Mungkin Ia Terselit 1001 Manfaat Buat Dirimu Kelak...

Jadikanlah Syariat Sebagai Panduan Hidup,
Jadikanlah Sejarah Sebagai Guru Utama Kehidupan,
Jadikanlah Nasihat Sebagai Jentera Kehidupan,
Jadikanlah Keredhaan Ilahi Sebagai Matlamat Utama Kehidupan.

Ayuh... Kita Mengenal Sang Pencipta....